Kamis, 30 Oktober 2014

Humas Harus Ciptakan Krisis


Ketua PR Sociaety of Indonesia, Magdalena Wenas, saat tampil pada Rakornas Kehumasan PTN dan Kopertis se-Indonesia, di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat, 21 Juni 2013. Pembicara lain pada kegiatan tersebut adalah Elizabeth Goenawan Ananto (mantan Ketua IPRA/International Public Relations Association). (Foto: Asnawin)






---------------------------


Humas Harus Ciptakan Krisis


Asnawin
(Staf Humas Kopertis Wilayah IX, melaporkan dari Makassar, Jumat, 21 Juni 2013
http://makassar.tribunnews.com/2013/06/21/humas-harus-ciptakan-krisis)
-----------------------

Humas harus berupaya menghindarkan diri menjadi bagian dari krisis. Sebaliknya, Humas harus menciptakan krisis dan mengelolanya dengan baik agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Humas jangan hanya mengerjakan kegiatan administrasi dan rutinitas, tetapi juga harus mampu bicara substansi, sehingga posisi Humas bukan menjadi objek melainkan sebagai subjek pada instansi, lembaga, perusahaan, dan atau organisasi masing-masing.

Demikian benang merah pemaparan materi dua pakar dan praktisi Humas – Public Relation (PR) internasional asal Indonesia, Elizabeth Goenawan Ananto (mantan Ketua IPRA/International Public Relations Association), dan Magdalena Wenas (Ketua PR Sociaety of Indonesia), pada Rakornas Kehumasan PTN dan Kopertis se-Indonesia, di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat, 21 Juni 2013.

"Jangan takut menghadapi krisis. Hadapi krisis itu dan harus berani memberikan tawaran solusi," tandas Magdalena.

Elizabeth menambahkan, paradigma kehumasan sudah berubah. Humas atau PR tidak lagi bicara image, tetapi Humas atau PR sudah bicara reputasi.

“Yang paling penting, Humas atau PR itu harus tahu skoring itu adanya dimana, apakah masih di public info, atau sudah melangkah lebih jauh. Intinya, Humas atau PR itu harus memiliki early warning system (system peringatan dini) untuk mencegah krisis,” tegasnya. (*)

--------------------------------

Tidak ada komentar: